Sabtu, 17 Mei 2014

SNK The Explorer



Sebuah persahabatan antara tiga orang gadis agak desa yang tinggal di Kabupaten paling barat di D.I. Yogyakarta, Kulonprogo namanya. Ke tiga gadis itu bersahabat sejak mereka SMP dan kini mereka telah memasuki masa jaya Putih Abu-Abu alias masa-masa di SMA. Setalah lulus dari SMP, mereka tidak dapat berada pada satu sekolah yang sama. Walaupun begitu, komunikasi antara satu sama lain masih terjalin. Mereka sering bertukar isi hatinya, walaupun hanya melalui via pesan singkat.
SNK The Explorer adalah istilah yang tidak sengajak kami buat. Sebenarnya SNK adalah singkatan dari nama kita bertiga, sedangkan The Explorer adalah sebutan karena kita gemar travelling. Yang pertama, Shinta (S). Nama lengkapnya Rizki Shinta Puspita Sari. Ia adalah gadis yang tahun ini berumur 16 tahun, bersekolah di SMAN 1 Wates di kelas X-MIA 1 (more info bisa follow @rizkishinta). Kedua, Krisma (K). Nama lengkapnya Brigita Krisma Oktaviantari.  Tahun ini usianya masih 15 tahun, besok Oktober baru 16 tahun. Dia bersekolah di SMAN 2 Wates, di kelas X-MIA 2 (more info bisa follow @Brigit_KO). Dan yang terakhir adalah aku. Namaku Nisrina (N). Nama lengkapku Nisrina Armin Afifah. Tahun depan usiaku 17 tahun. Aku bersekolah sama dengan Shinta, yaitu di SMAN 1 Wates. Tapi kita beda kelas. Aku ada di kelas X-MIA 3 (more info bisa follow @Nisrinaarminn).
Istilah SNK The Explorer sebenarnya tercetus ketika kita sedang melakukan travelling. Saat kita sedang asyik menggosipkan salah satu teman kita yang dulunya sering ikut travelling bareng (NBSK), tapi sekarang udah lupa sama kita, gak pernah gabung bareng lagi.
Krisma             : “Wah saiki wis ra NBSK meneh yo Nis?”
Shinta             : “Sing B wis lali ro NBSK”
Nisrina             : “Hoo, njuk saiki dadi SNK. SNK The Explorer. Hahaha”
Yukk langsung aja, simak cerita menarik dari SNK The Explorer.

*
Part 1
            Setelah lulus dari SMP, kita jarang sekali untuk berkumpul bersama. Beda dari dulu, kita sering main-main bareng. Mungkin karena masa-masa di SMA adalah masa yang paling menyibukkan, sehingga ada-ada saja alasan yang dapat membatalkan kita untuk berkumpul. Sebenarnya kemarin pada saat aku ulang tahun (26 April 2014) kita mau kumpul bareng, tapi rencana itu gagal karena aku ada acara di sekolah. Yaudah, acara kumpul-kumpul dipending dulu dirubah jadi tanggal 5 Mei. Tapi, sayangnya itu acara batal lagi gara-gara salah satu dari kita ada yang gak bisa dateng. Batal lagi kan, terus diganti tanggal 10 Mei. Tapi itu acara juga batal lagi karena Krisma bisanya main malem. Tanggal 11 kami memutuskan untuk main, tapi lagi-lagi batal karena mendadak Shinta bilang kalo dia ada les renang. Dan acara itu dipending lagi, sampai pada akhirnya kita bisa kumpul bareng di tanggal 14 Mei.
            Hari ini kami (14 Mei) fix kami bisa main bareng. Gak main dink, cuma nongkrong di Cafedangan. Yaa walaupun aku agak capek karena tadi ada acara perpisahan di sekolah, tapi apa sih yang enggak dilakuin buat kumpul-kumpul sama sahabat?
            Kalo direncana, kita kumpul jam 17:30 di depan SMPN 4 Wates (sekolah kita dulu). Aku sampai di tempat jam 17:35 dan di sana belum ada orang. Langsung dah aku sms Shinta, eh ternyata dia lagi cari jalan soal e ada tilangan di teteg kulon. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya Shinta sama Krisma nongol juga, yaa sekitar jam 17:50. Habis tu langsung dah, kita cuss ke Cafedangan.
            Sesampainya di Cafedangan kita malah mbingungi mau pesen makanan apa. Dan sepakat kalo kita pesan nasi goreng WOW dan es kembang ndeso. Sambil menunggu makanan datang kita ngobrol-ngobrol sepuasnya. Makananpun datang, kemudian kita menyantapnya dengan antusias. Selesai makan kita kembali ngobrol, dan ada satu topik bahasan yang membuat kita bakal gak bisa tidur nyenyak malam ini karena ingin segera menyambut hari esok. Yaitu menjurus ke perbincangan kalau besok pagi kita mau melakukan trip ke Taman Sari dengan menggunakan kendaraan umum yaitu bus.
            Setelah membahas tempat kumpul, waktu, tujuan, dan perlengkapan lain yang bakal dibawa buat besok kita memutuskan untuk pulang. Tapi sebelum pulang, seperti biasanya. Kita foto-foto alay dulu.

 *

Kamis, 15 Mei 2014
            “Hari telah berganti. Tak bisa ku hindari. Tibalah saat ini ku dengannya” :D . Bersyukur hari ini adalah tanggal merah (Hari Waisya), sehingga kita bisa merealisasikan rencana kita tadi malam. Dari mulai bangun tidur, aku udah gak sabar buat melakukan trip. Yaa sibuk nyiapin kamera, sibuk nyari baju, sibuk minta uang juga haha. Rencanannya Shinta sama Krisma mau berangkat dari rumahnya jam 08:00. Dan mereka bakal aku jemput di Kentheng untuk berkumpul di rumahku. Kalo direncana sih kita bakal berangkat ke Taman Sari naik bus, tapi rencana itu dirubah. Kita jadinya dianter sama Bapakku naik mobil, karena Bapak juga mau ke Jogja. Tapi alhamdulillah, bisa mengurangi pengeluaran :D
            Sekitar pukul setengah sembilan lebih sedikit kita cuss ke Taman Sari naik si item. Berhubung kita anaknya alay dan narsis maka saat di mobil kita berselfie bersama dan langsung diunggah ke sosmed. Pas otw ke Taman Sari gak banyak candaan, mungkin karena kita canggung buat mengobrol soal e ada bapakku.
Selfie di dalem mobil

            “My Life My Adventure!” kata yang kami ucapkan saat tiba di Taman Sari. Suasana di sini udah rame, rame banget malahan -___- Dan gak usah panjang lebar kita langsung menuju ke loket buat beli tiket. Tiketnya gak mahal-mahal amat, 5K per orang. Habis tu kita masuk ke lokasi. Satu pikiran yang sama saat pertama kali kita masuk di area Taman Sari, yaitu BAU DUPA.  Tapi bau dupa tidak menghalangi semangat kami buat menghilangkan kepenatan selama ini.
            Sangat banyaknya wisatawan yang datang membuat kami tidak leluasa untuk menikmati keindahan Taman Sari. Tapi bukan suatu halangan untuk kami. Bukan SNK namanya kalo kita gak ngalay dan gak narsis bareng. Yap kita mengambil banyak foto ketika di sini. Selain itu, di tempat ini kita juga ngobrol banyak tentang masalah ini itu. Tempat demi tempat kita lalui, tempat demi tempat kami lalui dan tak lupa kita berfoto di tempat tersebut.
            Terik matahari yang sangat panas membuat energi kita perlahan berkurang.
Nisrina : “duhh aku ngelak e.”
Shinta : “itu, di sana ada orang jualan minum.”
Krisma : “aku nggawa minum kok”
Nisrina : “kene njaluk.”
Kita beristirahat sejenak, minum yang banyak, sembari memulihkan tenaga kita. Tapi karena waktu yang semakin siang, kita memutuskan untuk melanjutkan perjalanan yaitu ke kampung lukisan. Nahh pas kita lagi duduk nyantai di tangga, ada bapak-bapak menghampiri kita. Dan bapak itu nyebelin banget, nyidir kitalah intinya. Kalimat yang aku ingat dari bapak itu yaitu “kalo datang ke sini emang harus ikhlas, tadi aja saya nganter ibu-ibu dari Sumatra keliling di sini mereka malah semangat, sambil nyanyi-nyanyi juga. Ya kira-kira usianya 40-50 tahunan.” Karena jengkel sama itu orang, kita cepet-cepet kabur dari tempat itu.  
Hari semakin siang, udara semakin panas. Kita memutuskan untuk keluar dari area Taman Sari, untuk melanjutkan trip kita yaitu ke Malioboro. Yaa walaupun kita belum begitu puas ada di sini dan kita belum mengelilingi seluruh area Taman Sari.
*
Nisrina : “iki sido arep nang Malioboro?”
Shinta : “jadilah. Mau naik apa?”
Nisrina : “mbecak wae yo? Raono bis nang kene ki.”
Krisma ; “haa? Mbecak o? Larang ra jal?
Sedikit permasalahan pada siang hari ini. Kita pengen melanjutkan trip ke Malioboro, tapi terkendala dengan kendaraan yang akan kita gunakan. Kebetulan di depan Taman Sari banyak tukang becak berjejeran, mempromosikan jasanya.
Tukang becak I : “mbak becaknya mbak”
Tukang becak II : “ayo mbak mbecak. Malioboro.”
Nisrina : “shin kae, gek takon regane piro.”
Shinta : “halah kowe wae nis, aku raiso basa Jawa. Raiso nawar.”
Nisrina : “kowe wae shin. Sing pinter ngomong.”
Setelah melakukan pemaksaan terhadap Shinta dan dengan dukungan Krisma, akhirnya Shinta memberanikan diri untuk berbicara pada sang pujaan hati, “Tukang becak IV”
Shinta : “ke Malioboro berapa Pak?”
 Tukang becak IV : “ke Malioboro 25 Mbak.”
Shinta : “15 ya Pak.”
Tukang becak IV : “gak bisa mbak. Po gak kasihan?’’
Shinta : “yaudah Pak, makasih.”
Tukang becak IV : “20 wis Mbak.”
Nisrina : “halah Shin, rapopo 20. Mbangane mlaku.”
Dan siang ini kami memutuskan untuk mbecak. Rasanya itu sesuatu bangeeet. Satu becak digunakan untuk 3 orang. Haha. Sempitnya minta ampun. Aku di kiri, Shinta di tengah, Krisma di kanan. Tapi ada asiknya juga ding, bisa ngerasain udara kota Jogja di siang hari.
Nisrina : “Shin, piye nek mbayare 21 wae? Mesakke pak pak e kuwi e, ben le mbayar yo penak. Pitungewu per uwong.”
Shinta ; “yowislah rapopo.”
Dan taukah anda? Ternyata kita cuma diturunin di depan benteng Vredeburg. Padahal tujuan kita mau ke Malioboro Mall. Karena cacing di perut udah mulai minta maem, maka dengan semangat dan cepat kita menuju ke Malioboro Mall dengan melewati udara yang sangat panas dan kerumunan orang. Tapi, karena energi kita sudah mulai habis, maka pas sampai di depan Ramayana kita numpang ACnan sebentar.
Setelah merasa agak kuat, cepat-cepatlah kita jalan ke tempat tujuan. Dan akhirnyaaa, Malioboro Mall aku padamuu. Gak usah lama-lama kita langsung naik ke lantai paling atas buat makan di KFC. Karena antrian KFC sangatlah banyak, kami memilih untuk mencari tempat yang PW dulu. Aku mendapatkan tugs untuk menjaga barang dan tempat, sedangkan Shinta dan Krisma bertugas memesan makanan.
Shinta : “Nis, kalo spaghetti aja gimana? Bentonya nunggu 50 menit?”
Nisrina : “haaa? 50 menit? Yaudah gakpapa, spaghetti aja.”  
Makanan datang, kita makan, perut kenyang. Alhamdulillah sekali, suatu berkah di siang ini. Makan siang kali ini kita menghabiskan uang 11K, yaa gak terlalu mahal, yang terpenting perut bisa kenyang.
Energi sudah terisi kembali. Pukul 13:15 kita bergegas keluar dari Malioboro Mall dan akan melanjutkan trip kita ke Benteng Vredeburg.
Nrsrina : “saiki jam 13:15, ayo wani ra mlaku cepet di waktuni.”
Krisma : “oke siapa takut.”
Dan dari itu, kita berjalan sangat cepat. Perjalanan kali ini tidak sesusah yang tadi, kali ini jalanan lebih sepi. Dan dengan usaha yang sebesar-besarnya akhirnya kita dapat sampai di benteng dalam waktu 15 menit, ya walaupun ngos-ngosan.
*Sesampainya di benteng*
Shinta : “yahh, gerbang sampingnya ditutup Nis, gak bisa ke sana ki, harus bayar.”
Nisrina : “duh jan, piye to kowe ki? Harga tiket e pironan?”
Shinta : “aku ra ngerti, rung tau e.”
Krisma : “ihh jan, gek browsing wae kono.”
Karena di internet harga tiket di benteng tidak mahal, maka kita bergegas untuk menuju ke loket. Dan tiketpun kami dapatkan.
Nisrina : “gene ming rongewu, kowe nek ndene mah ratau mbayar. Astagfirullah shin, padahal ini kan warisan dari leluhur kita.”
Krisma : “halah Nis, rasah sok to.”
Di benteng, kita hanya melakukan foto-foto. Bagus sih tempatnya, tapi ada satu kendala. Puanasse ra nguati. Karena gerbang samping di tutup, padahal kita pengen foto di bawah Monumen Serangan 1 Maret, maka kita mencari-cari jalan untuk menuju ke sana. Hingga kita sampai di tempat yang sepi nan indah, tepat di seberang Bank Indonesia. Saat mau foto, ada mas-mas menghampiri kita.
Mas-mas e : “maaf apakah anda tamu restoran?”
Nisrina : “haa? Bukan mas.”
Mas-mas e : “maaf, tempat ini hanya digunakan bagi pengunjung restoran.”
Kamprtttttt, kita kisinan sekali. Pantes aja sepi, ternyata ini tempat bukan buat umum. Karena udah merasa malu, maka kita memutuskan untuk keluar dari area benteng dan memilih untuk bersinggah sebentar di titik 0 KM. Di sini kita istirahat sejenak dan sedikit berfoto, sebelum meninggalkan Jogja Kota.
Setelah dirasa cukup untuk beristirahat, cuss kita menuju ke pangkalan bus. Saat itu hanya ada satu bus berpintu dua. “ayo mbak, Wirobrajan Gamping. Wis arep mangkat.” Dengan segera kita naik ke bus, dan ketika masuk. Astaga ini bus penuh sekali. Dan kita-kita penumpang bus sangat-sangat jengkel, soal e dah tau ini bus penuh banget tapi terus-terusan aja nambah penumpang. Dah itu nyopirnya lambat banget.
Tapi serunya, pas lagi di dalam bus, ada tragedi bertubrukannya pantat antar pantat, Perut orang dengan punggung orang lain. Haha geli banget pas ngerasain itu. Dan juga pas lagi di dalam bus, keringat bercucuran dengan derasnya. Bersyukur penderitaan ini hanya sampai di Gamping.
  Sesampainya di Gamping, kita harus ganti bus jurusan Jogja-Wates. Dari kejauhan aku udah punya firasat kalo bakal ngerasain penderitaan lagi. Dan ternyata benar, di bus pintu satu ini kita juga merasakan hal yang sama dengan bus sebelumnya. Tapi di bus ini menyetirnya agak lebih cepat dan pas sampai di Pedes kita bisa merasakan duduk. Entah, mungkin karena begitu bahagianya bisa mendapatkan tempat duduk, perjalanan pulang ini berasa nikmat sekali. Yaa walaupun agak emosi gara-gara kernetnya yang agak go**log.
Shinta : “Pak, bertiga bayar berapa?”
Kernet : “14 ewu.”
Shinta : “satu orangnya berapa?”
Kernet : “4 ewu.”
Duh jan, itu orang bisa itung-itungan gak sih! Be*o amat. Dan lagi yaaa, pas Shinta lagi bayar pake uang 10 ribuan, eh dia malah dikasih kembalian 10 ribu juga. Aneh bangetlah. Tapi bersyukur alhamdulillah, kita semua dapat sampai di rumahku dengan selamat pada pukul 16:35.

*

Hari yang menyenangkan dan melelahkan pula. Banyak senyum kebahagiaan dan pengeluaran uang. Tapi intinya hari ini bahagia banget. Bisa menghilangkan kepenatan karena terlalu fokus sekolah, dan dapat sejenak melupakan masalah yang sedang dihadapi.
Yaa walaupun di hari ini kita merasakan 2 sindiran dan 3 penderitaan, yaitu sindiran yang pertama adalah dari bapak-bapak yang ada di Taman Sari, yang ke dua gara-gara kita diusir sama mas-mas restoran. Kalo penderitaan kita yang pertama adalah mbecak sampai Malbor 1 becak buat bertiga, pulang naik bus tapi senggol-senggolan, dan juga nemuin kerent yang menjengkelkan. Tapi semuanya ini menjadi kenangan yang harus dikenang.
Thanks for today my best, Shinta dan Krisma. Dan juga tunggu petualangan SNK The Explorer berikutnya. 

Selfie pas mbecak

@Taman Sari

@Nisrinaarminn
@Benteng Vredeburg

@Brigit_KO

@rizkishinta


3 komentar:

  1. Seru, Nis :D Keep writing! ^^
    Aku dadi pengen nang Taman Sari ro Benteng Vredeburg.. Rung tau soale -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. yo gek ayo mbak dolan ndono, wong yojo kok rung tau ndono haha

      Hapus
    2. errr --" ra ana sing ngejak, ra ana sing iso dijak ._. #kode

      Hapus